121

Resin akrilik diklasifikasikan berdasarkan metode produksi

1. Polimerisasi emulsi: Ini diperoleh dengan mereaksikan monomer, inisiator, dan air suling bersama-sama.Umumnya, resin adalah emulsi padat 50%, dan merupakan larutan lateks yang mengandung sekitar 50% air.Emulsi yang disintesis umumnya berwarna putih susu kebiruan (fenomena Dingdal), dan suhu transisi gelas dirancang sesuai dengan rumus FOX.Oleh karena itu, jenis emulsi ini memiliki berat molekul yang besar, tetapi kandungan padatannya umumnya 40% hingga 50%.Industri produksi memerlukan pengendalian yang tepat, karena penggunaan air sebagai pelarut emulsi yang ramah lingkungan.

2. Polimerisasi suspensi: Ini adalah proses produksi yang relatif rumit dan merupakan metode yang digunakan untuk produksi resin padat.Resin akrilik padat dikenai polimerisasi reaksi menggunakan akrilat yang mengandung gugus metil.Akrilat dengan gugus metil umumnya memiliki gugus fungsi tertentu, dan reaksi polimerisasi dalam bejana reaksi tidak mudah dikendalikan, dan mudah menempel pada panci peledakan.

3. Polimerisasi massal: Ini adalah proses produksi yang sangat efisien.Prosesnya adalah memasukkan bahan baku ke dalam film plastik khusus, kemudian bereaksi menjadi aglomerat, mengeluarkan penghancuran, dan kemudian menyaring.Kemurnian resin akrilik padat yang dihasilkan dengan metode ini adalah yang tertinggi di semua metode produksi, dan produknya stabil.Seks juga yang terbaik, dan kekurangannya juga lengkap.


Waktu posting: 01-Des-2021